Selamat datang di Kota Kembang!!!
Sebelum baca postingan ini, ada baiknya baca dulu postingan gue sebelumnya di (Harus) Berani Solo Traveling.
Yeay! 1 Agustus 2015, pukul 11:58 WIB, gue berhasil menciptakan rekor buat diri gue sendiri yaitu.... Solo Traveling! Tanpa orang tua, tanpa saudara, tanpa teman dan tanpa orang yang dikenal!!!
Yeay! 1 Agustus 2015, pukul 11:58 WIB, gue berhasil menciptakan rekor buat diri gue sendiri yaitu.... Solo Traveling! Tanpa orang tua, tanpa saudara, tanpa teman dan tanpa orang yang dikenal!!!
Setelah
melangkahkan kaki ke luar stasiun, gue bergegas download W**AZE. Niatnya
biar bisa bantu gue nemuin hotel yang sudah gue reserve dan nggak usah repot-repot
nanya orang. Eh tapi gue salah. Salah banget! Gue salah banget ngandalin
W**AZE dan ngeremehin 'nanya warga sekitar'. Yang bener aja, gue diajak
muter-muter selama setengah jam sama W**AZE. Padahal yang gue baca di
internet dan di W**AZE juga, jarak dari Stasiun Hall Bandung ke hotel itu cuma 1km dan cuma ditempuh selama 10-15menit. Akhirnya gue nyerah
dan jalan terakhir adalah nanya warga sekitar. Sesumbar sih! Sok hebat!
Sok bisa sendiri! Iyaiya maaf...
Setelah
bertanya sama orang yang gue temuin di setiap persimpangan jalan dan
juga nelpon hotelnya, akhirnya gue sampailah di hotel, By Moritz Hotel. Dan gue
pun sadar kalo jaraknya emang deket dari Stasiun Hall. Tapi... orang
yang gue tanyain jumlahnya banyak banget, 6 orang. Duh... gue bukan
analis jalan yang baik.
Gue
diantar ke kamar gue di lantai satu sama Akangnya setelah
check in dan membayar sejumlah uang sewa kamar. Kamar yang gue pilih
adalah kamar untuk 2 orang dengan shared bathroom yang harganya 130ribu
per malam. Murah bukan? Murah, kalo berdua. Tetep aja kalo sendirian
tapi bayar buat dua orang agak boros juga. #perhitungan
Ini kamar gue. Yang di sebelah kanan itu bukan celana dalem, tapi masker!
Nah, karena hotel ini
khusus untuk backpacker, jadi jangan mengharapkan fasilitas mewah kayak
kolam renang, tempat gym dan lift. Eitsss, tenang dulu. Hotel ini
menyediakan fasilitas wifi di lobby kok. Jadi kalian bisa tetep akses
internet waktu di hotel. Nggak cuma itu aja, staffnya juga ramah-ramah.
Mereka awalnya doang keliatan serem dan galak. Mungkin karena penampilan
yang gondrong. Tapi kalo udah sharing tentang traveling,
kalian bisa dikasih tips-tips dan rekomendasi tempat wisata yang keren
dan antimainstream. Jadi, kalo kalian memilih hotel ini sebagai tempat
untuk stay, cobalah untuk berkomunikasi dan sharing sama mereka. Karena
mereka notabanenya adalah travel guide.
Jam
stengah 4. Selesai ditutorin dan dibekalin sebuah peta city tour
Bandung sama akang-akang guide di hotel, akhirnya gue beranjak dari
hotel dengan membawa tas ransel gue yang isi bajunya udah gue keluarin
dan ditaro di kamar. Hanya tinggal botol minum, peta city tour, buku catatan, pulpen, dompet, parfum dan power bank yang nggak berguna sama sekali.
"Dari
sini belok kiri, lurus...... di belokan kedua baru belok kanan. Lurus
lagi terus belok belok kiri. Dari situ jalan aja nanti ketemu Masjid
Agung sama Alun-alun."
Ice cream!!
Yup! Tempat pertama yang
gue kunjungin adalah Masjid Agung dan Alun-alun. Berhubung lagi pre
solat, jadi nggak bisa masuk ke Masjid Agung. Akhirnya cuma bisa
jalan-jalan di Alun-alun dan samping MD Plaza. Rame banget! Ada yang
piknik. Ada yang lagi pacaran, ada yang lagi foto-foto, ada yang lagi
berantem juga. Yang jelas, nggak ada yang lagi buang sampah sembarangan.
Keren kan? Bandung sekarang cakep ya....
Emangnya
pernah ke Alun-alun nih?
Belum sih... tapi ya yang gue baca di internet, Bandung sekarang lebih baik daripada yang terdahulu.
Belum sih... tapi ya yang gue baca di internet, Bandung sekarang lebih baik daripada yang terdahulu.
Cobain cimol asli Bandung.
Nggak kuat. Banyak orang pacaran.
Masjid Agung nampak saat senja.
Bosan cuma duduk dan ngeliatin orang-orang pacaran, gue memutuskan
melanjutkan citytour. Sambil buka selembar peta fotokopian yang
ditebelin sama pulpen, gue memilih Asia Afrika sebagai tempat
selanjutnya!
Di samping Museum Asia Afrika.
Nggak ada lima menit jalan dari Alun-alun, gue udah sampe di Jalan Asia
Afrika. Yaiyalah... orang deket banget. Di sana berdiri kokoh bangunan
Museum Asia Afrika. Tapi gue nggak masuk. Pemandangan di samping gedung
Museum Asia Afrika malah lebih menarik perhatian gue. Seketika langsung
berasa lagi di Car Free Day HI. Banyak pocong, kuntilanak, badut sama
Naruto! Hiw... seru banget. Lebih seru lagi ngeliat anak kecil nangis
sesenggukkan digodain pocong. Ini jahat sih...
Nggak cuma rame karena
ada cosplay, stand-stand makanan dan Live Music juga ada. Seru banget.
Berhubung masih terlalu sore, jadi gue melanjutkan perjalanan lagi.
Seperti biasa, buka peta dulu. Baca, terus dipahami. Baru deh nentuin
destinasi yang paling dekat. BRAGA!!
Kayak
apa sih BRAGA ini? Kayaknya gue baca di internet tampilannya biasa aja
deh. Cuma jalan yang dihiasi lukisan-lukisan yang dijual. Karena
penasaran, akhirnya gue jabanin. Jalan kaki lagi dari Asia Afrika. Pas
di persimpangan lampu merah, gue coba tengok kiri-kanan. Dan bingo!!!
Tepat di seberang gue ada tulisan BRAGA yang besar berwarna merah. It
means... gue udah sampe di BRAGA nih!
Akibat nggak ada yang fotoin.
Ohya... ternyata
ke-sok-tau-an gue salah lagi. BRAGA nggak se-biasa yang keliatan di
internet. BRAGA lebih cantik daripada yang terpapar di internet. Gue
salah... lagi. Yunita selalu salah. BRAGA emang salah satu destinasi
yang harus dikunjungi di Bandung. Apalagi buat kalian pecinta kuliner,
tempat ini cocok banget! Tapi sayangnya, gue bukan pecinta kuliner.
Lalu apa yang gue lakukan di sana? Sightseeing doang! Hahaha. Inget budget!
Setelah menyusuri jalan
BRAGA, gue tetap pasrah mengikuti kemana kaki gue melangkah. Sampai
akhirnya gue berhenti di sebuah taman yang sore itu sedang ramai
dikunjungi, Taman Walikota Bandung. Pemandangan yang gue temui nggak
jauh beda sama pemandangan di Alun-alun. Yang membedakan, di sini paling
banyak orang pacarannya. Di Taman Walikota Bandung ini juga gue lihat
ada satu bis warna merah yang gue sendiri nggak tau buat apa.
Karena bentuknya yang unik, gue selfie aja. Nasib nyolo traveling, nggak
ada yang diminta tolong buat fotoin. Hiks.
Bandros, citytour busnya Bandung.
Gue yang masih penasaran sama Gedung Sate masih tetap menyusuri jalan di sekitar taman. Tapi apadaya, hari sudah mulai sore dan kaki udah minta dibalut pake koyo. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke hotel.
Gue
kembali ke hotel dengan rute yang sama. Lewat BRAGA, Asia Afrika,
Alun-alun. Perjalan mulus.... Gue masih tenang karena masih ingat jalan.
Tapi, setelah itu kesialan mulai menghinggapi diri gue yang mungil dan
banyak dosa ini. *muntah* Gue lupa masuk gang mana untuk bisa sampe di
hotel!!!
Mati
gue! Udah gelap, jalanan udah sepi padahal baru jam 7 dan semua gang
nampak sama. Dengan kaki yang gemetar, gue coba masuk ke gang satu per
satu. Tapi semua nihil. Nggak ada satu dari gang itu yang bawa gue
kembali ke hotel. Ketar ketir bangettt!! Nggak ada orang buat ditanya.
Kiri-kanan gelap. Hape gue lowbat. Ah... mati gue mati!
Tiba-tiba...
Gue bisa tau kalo doi ngerutin keningnya walaupun keningnya ketutupan helm. Sok tau lagi? Enggak. Ini beneran. Ini beneran kalo dia nggak tau.
"Mbak,
mbak lagi nyari alamat?" tanya seseorang yang memberhentikan motornya
di samping gue. Seorang laki-laki berusia sekitar 27 tahun dengan helm
yang masih menutupi kepalanya menghentikan langkah gue.
"Iya
mas." jawab gue seadanya. Gue inget kata bokap pagi tadi di telepon
waktu di Stasiun Gambir, nggak boleh sok akrab sama orang yang baru di kenal.
"Alamatnya di mana?" tanyanya kembali.
"By Moritz Hotel." jawab gue. Masih seadanya.
Gue bisa tau kalo doi ngerutin keningnya walaupun keningnya ketutupan helm. Sok tau lagi? Enggak. Ini beneran. Ini beneran kalo dia nggak tau.
"Kompleks Luxor mas, tau?" jelas gue.
"Mau bareng saya?" tanpa menjawab pertanyaan gue, mas satu ini udah nawarin gue buat nebeng sama dia.
"Gapapa mas?" gue tertegun mendengar tawarannya, tapi disaat yang bersamaan gue juga takut dan pasang status siaga satu.
"Gapapa mba. Abis mbanya kasihan jalan sendiri kayak orang kebingungan. Kalo mau nebeng aja sama saya." tuturnya.
Siaga
dua! Doi mulai agak memaksa gue buat nebeng. Perasaan langsung gue
campur aduk. Antara khawatir, taku dan pengen nebeng juga. Terus mulai menerka-nerka
mas-mas ini orang baik atau enggak. Akhirnya dengan satu ucapan
Bismillah, gue menerima tawaran doi. Jalan terakhir karena nggak ada orang lain di sekitar yang bisa gue tanyain.
"Oke deh mas." kemudian gue naik ke motor.
"Itu di jalan apa mba?"
"Jalan Kebon Jati Kompleks Luxor."
"Oh itu mah di sebelah sana. Mbanya darimana? Jakarta?"
"Iya mas. Masnya asli sini?"
"Iya mba. Saya dari Gojek. Mba tau Gojek?"
Sekali
lagi gue tertegun. Baru tadi pagi gue berniat mau nyoba Gojek di
Bandung, eh udah disamperin Abang Gojeknya duluan. Rejeki anak yang nggak soleha-soleha banget.
"Ha serius mas? Iya saya tau."
"Pernah pake mba?"
"Wah sering mas kalo di Jakarta. Masnya biasa mangkal di sini?" tanya gue yang malah makin penasaran.
"Enggak. Ini saya lagi mau nganterin makanan. Saya belum dapet seragam tapi."
Setelah sampai di persimpangan, kita berpisah. Masnya mau nganter makanan, guenya balik ke hotel. Masnya lurus, guenya belok. Ending yang
tidak bahagia ya.
Eh
tapi tetep bahagia sih. Naik gojek gratis dan bisa balik ke hotel dengan selamat itu lebih
bahagia. Sampe di hotel gue curhat sama Kang Doni, staff hotel yang lebih
banyak andil dalam tutorin gue tentang tempat wisata di Bandung. Dan
satu kenyataan yang sulit gue terima, hari itu gue nggak bisa naik
Bandros, citytour busnya Bandung. Jadi kalo naik itu, nanti kita diajak
muter-muter Bandung. Di setiap tempat wisata dia berhenti dan ada tour
guide yang akan menjelaskan tempat-tempat itu. Hiksss. Sedih banget baru
tahu pas balik ke hotel, udah malem. Sedangkan besok gue harus check
out pagi-pagi buat ke Lembang. Nggak jadi ke Ciwidey, karena macet cet cet.
Nah buat yang nanya, "Abis berapa di Bandung?" nih gue kasih daftar pengeluaran gue;
Hari pertama di Bandung:
Sewa kamar: Rp 130.000,-
Air mineral 2Liter (beli di hotel): Rp 7.000,-
Ice Cream (beli di samping MD Plaza): Rp 5.000,-
Cimol (beli di samping MD Plaza): Rp 5.000,-
Pisang (beli di Circle K): Rp 4.500,-
Total: Rp 151.500,-
Nah buat yang nanya, "Abis berapa di Bandung?" nih gue kasih daftar pengeluaran gue;
Hari pertama di Bandung:
Sewa kamar: Rp 130.000,-
Air mineral 2Liter (beli di hotel): Rp 7.000,-
Ice Cream (beli di samping MD Plaza): Rp 5.000,-
Cimol (beli di samping MD Plaza): Rp 5.000,-
Pisang (beli di Circle K): Rp 4.500,-
Total: Rp 151.500,-
TIPS!1. Usahakan booking kamar terlebih dahulu minimal 1 hari sebelum menginap via telepon karena By Moritz selalu full booked setiap hari. Info lengkap mengenai By Moritz Hotel dan kontak untuk booking kamar silahkan mengunjungi website By Moritz di sini.2. Rute dari Stasiun Hall menuju By Moritz Hotel;- Keluar dari Pintu Selatan Stasiun Hall.- Jalan lurus sampai bertemu Jalan Stasiun Timur kemudian belok kanan.- Lurus kemudian belok kanan.- Lurus sampai menemukan Plang By Moritz Hotel di sebelah kiri jalan.- Jika merasa kesulitan, lebih baik bertanya pada warga sekitar dengan keyword, "Kompleks Luxor atau Jalan Kebon Jati."3. Jika tidak mau berjalan kaki mengelilingi pusat kota, kalian bisa naik BANDROS, Bandung tour bus dari Alun-alun.Jadwal pemberangkatan: Hari Sabtu s/d Kamis jam 08.00-15.00.Harga tiket: Rp 10.000,-. Tapi katanya sekarang udah naik jadi Rp 17.500,-Tujuan: Braga, Gedung Sate, Lembong, Sunda, Banceuy, Dago dan akan ada tour guide yang menjelaskan setiap tempat wisata tersebut.4. Kunjungilah BRAGA dan Jalan Asia Afrika pada malam hari karena suasana di sana lebih hidup pada malam hari.
BONUS!
Nemu anjing waktu di perjalanan pulang ke hotel.
Punya tips lain jalan-jalan di Bandung? Share di komen ya!
Halooo, Kak! Mau jadi bagian tim jelajah Kalimantan GRATIS dan dapetin MacBook Pro? Ikuti lomba blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure" di sini http://bit.ly/terios7wonders2015 #Terios7Wonders
ReplyDeleteJangan sampai ketinggalan, ya!
Terima kasih atas informasinya.
Delete